Minggu, 22 Januari 2012

LEGENDA SURABAYA


Sebuah tusuk konde emas milik seorang bocah putri khayangan bernama Widuri, terjatuh ke bumi. Namun tanpa diduga dan menakjubkan, tusuk konde tersebut mencipatakan sebuah aliran sungai yang kemuadian di kenal dengan sebuah nama sungai kalimas.
                Nama itu diberikan warga sekitar mengingat keberadaannya, permukaan sungai sempat terlihat bersinar- sinar keemasan. Namun sesungguhnya, kejatuhan tusuk konde telah diatur sedemikian rupa oleh Ambarukmo yang berniat ingin menyempurnakan ilmunya serta untuk membalas dendam pada sang raja dan ratu khayangan yang pernah mengusirnya.
                Sementara sang pemilik tusuk konde emas, Widuri mau tak mau harus terdampar dan tinggal menetap di bumi sambil menanti sebuah keajaiban yang dapat mengembalikan dirinya ke istana khayangan.
                Sampai suatu ketika, Ambarukmo menemukan kesempatan untuk mendapatkan dan memiliki tusuk konde sang putri yang pernah hilang dengan cara memperalat kedua muridnya yakni Rangin dan Panji.
                Hal tersebut dilakukan oleh Ambarukmo karena kedua muridnya itu selalu bersaing dalam segala hal, termasuk urusan cinta. Dengan iming-iming akan mendapatkan cinta Widuri, maka Ambarukmo lantas memerintahkan Rangin dan Panji untuk berlomba menemukan tusuk konde emas.
                Siapa yang lebih dulu menyerah tusuk tersebut ke Widuri maka dia akan terpilih dan berhak menikah dengan Widuri.
                Dengan ke licikan Ambarukmo wujud Panji dan Rangin berubah menjadi seekor hiu dan buaya, yang diberi nama Sura dan baya, selain itu mereka juga di adu domba.
                Sadar bahwa mereka di adu domba, sang hiu dan buaya, lantas berbalik menyerang Ambarukmo hingga sang guru tewas mengenaskan, Sura & Baya pun tidak luput dari ajal.
                Namun sebelum kematian menjemput, mereka sempat mengembalikan tusuk konde pada sang gadis pujaan.
                Maka, demi mengingat jasa dan pengorbanan Sura & Baya, wilayah itu kemudian diberinama SURABAYA

 Catatan : Kumpulan Dongeng dan Cerita Rakyat
                  
                     SHAFIYYAH. H. A

                                  V – B

                                     32